We do not act rightly because we have virtue or excellence, but we rather have those because we have acted rightly (Aristoteles )-
Sebagaimana pernah saya ungkap pada tulisan terdahulu, mengetahui kekuatan dan bakat-bakat kita tidaklah cukup. Memang Anda sudah sampai pada pemahaman diri yang lebih baik. Dengan bekal itu Anda juga sudah bisa memulai memikirkan langkah lebih lanjut. Anda sungguh sudah bisa take action !
Namun ada hal berikut yang juga harus Anda gali lebih dalam, yakni soal-soal yang menyangkut nilai-nilai , keyakinan dan kebajikan tertentu yang coba Anda pegang erat-erat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dalam wikipedia disebut bahwa value is a concept that describes the beliefs of an individual or culture. Nilai adalah konsep yang menjelaskan keyakinan seseorang atau satu budaya tertentu.
Secara lebih khusus, nilai pribadi (personal values) seseorang akan terkait dengan pilihan-pilihan yang akan diambil oleh individu. "Personal values are implicitly related to choice; they guide decisions by allowing for an individual's choices to be compared to each choice's associated values"
Jelas, bahwa nilai dan keyakinan menjadi hal penting. Ia menjadi semacam penyaring bagi banyak hal yang akan Anda lakukan. Kalau kekuatan, kelebihan-kelebihan dan bakat yang Anda miliki mendorong Anda untuk bergerak dan maju, maka nilai-nilai dan keyakinan yang Anda pegang bisa menjadi semacam rem yang bisa membantu Anda menahan laju gerak Anda. Ingat, bukan menahan laju untuk kemudian memaksa Anda berhenti. Ia menahan laju agar Anda sungguh sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum melesat lebih cepat
Seperti hendak melaju di jalan tol yang mulus tanpa hambatan, punya pedal gas saja tidak lah cukup. Anda harus juga memastikan bahwa rem Anda berfungsi dengan baik. Begitu juga dengan banyak indikator yang ada di dashboard mobil Anda. Anda perlu memastikan masih berapa banyak bensin yang tersisa. Bagaimana dengan panas kendaraan ? Apakah temperatur dan pengatur AC bekerja dengan baik ? Bagaimana juga dengan cadangan oli mesin ? Lalu oli power steering apakah juga sudah dicek ? Bagaimana dengan air radiator ? Dan masih banyak hal yang harus Anda hitung agar Anda merasa mantap sebelum menginjak pedal gas menyusuri jalan sampai tempat tujuan Anda
Akan halnya dengan nilai-nilai dan keyakinan yang kita pegang, kita memang perlu dengan seksama memperhatikannya. Nilai dan keyakinan kitalah yang akan membantu kita untuk menentukan prioritas kita akan banyak hal. Ia akan membantu kita menyusun prioritas APA saja yang akan kita kejar dan juga prioritas terkait BAGAIMANA kita hendak mengejar yang kita mau. Kawan-kawan praktisi NLP menyukai konsep UJI EKOLOGIS (ecological check), untuk menguji dan memastikan bahwa sasaran dan impian Anda "tidak melanggar rambu-rambu"
Pada titik yang ekstrem, nilai yang Anda anutlah yang akan membantu Anda untuk tidak menghalalkan segala cara. Anda punya panduan dan pagar, agar perilaku Anda tidak melanggar aturan atau norma tertentu. Nilai dan keyakinan Anda jugalah yang pada satu saat memberi sinyal berupa rasa tidak nyaman dalam hati, terutama saat Anda melakukan sesuatu yang kurang "pas"
Repotnya, nilai-nilai personal juga cenderung subyektif. Anda bisa terperangah melihat kawan Anda santai saja melakukan sesuatu yang di mata Anda adalah sebuah kesalahan. Anda bisa adu argumen sangat panjang membahas perbedaan sudut pandang terhadap satu hal yang mungkin sederhana.
Bagi penganut prinsip kesenangan, maka dugem dan pesta pora di kelab malam adalah hal biasa. Sementara Anda yang memegang nilai kepatutan, mungkin akan merasa tak nyaman melakukan hal itu lalu memutuskan memilih hal lain untuk mendapatkan kesenangan. Saya yang meyakini dunia anak adalah dunia bermain akan sangat marah jika anak-anak saya yang masih di kelompok bermain diharuskan bisa baca dan tulis. Dan sungguh saya memang sempat kesal saat menemui hal sedemikian yang menimpa anak-anak saya
Buat saya sekarang ini, sejumlah nilai dan keyakinan yang terkuat menuntun saya adalah sebagai berikut :
1. authenticity - ini menyangkut menjadi diri sendiri2. balance - keseimbangan adalah kata penting buat saya, agar kita tak limbung dan kosong3. empowerment - ini sejalan dengan semangat untuk membantu orang lain berkembang4. integrity - ini terkait dengan bagaimana menjalankan apa yang memang benar , kejujuran,5. positive outlook - melihat dari kaca mata lebih cerah menjadikan hidup lebih berwarna6. trustworthiness -menjaga kepercayaan adalah perekat hubungan yang hendak saya bangun7. wisdom - menjadi lebih bijak, mempertimbangkan banyak hal dan empatik terhadap sudut pandang orang lain
Contoh sederhana dalam kasus saya mungkin bisa menjadi sedikit pengantar bahwa pada satu saat Anda akan menemukan bahwa ada sejumlah nilai dan prinsip yang Anda yakini yang ternyata saling terkait dengan yang lainnya. Menjadi diri sendiri, menjadi otentik berhubungan dengan konsep jujur dan integritas. Menjaga integritas berhubungan dengan soal kepercayaan dan seterusnya.
Pembahasan detil tiap nilai saya bebaskan pada Anda masing-masing. Paling tidak, hal itu tidak saya bahas pada kesempatan ini. Namun sekedar contoh, saya bisa berbagi cerita bahwa berpegang para nilai-nilai di atas membuat saya berusaha sekuat mungkin memegang janji. Kalau ada banyak kawan yang menumpahkan uneg-uneg, maka saya sebisa mungkin mencoba menjaga namanya. Biasa, di kantor ada juga jenis atasan yang tak nyaman ketika anak buahnya sering mondar-mandir bicara pada orang HRD
" Anak buah saya bicara apa sama Bapak ?", begitu yang biasa ditanyakan oleh atasan pada saya saat mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Tentu ada bagian yang bisa saya buka, namun lebih banyak yang saya tutup karena menyangkut "masa depan" anak buah itu. Pengalaman menunjukkan beberapa "vokalis" (karyawan vokal) akan tersendat masa depan karirnya.
Memang berat, apalagi ketika pada saat yang sama saya juga berupaya menjaga nilai lainnya. Maka pada beberapa kesempatan Anda pun harus bisa main cantik, harus bisa membuat keseimbangan sehingga keputusan yang Anda ambilpun akan jadi lebih bijak. Dan buat saya tantangan terbesar dalam menjaga nilai-nilai pribadi memang lebih banyak pada soal menjaga integritas dan menjadi diri otentik.
Serbuan, godaan dari lingkungan sekitar begitu mudah membelokkan kita pada pilihan-pilihan yang bisa jadi tidak selaras dengan nilai yang Anda anut. Dan menjaga integritas adalah juga soal kesiapan menghadapi resiko yang muncul. Kadang Anda harus siap menjadi "bad boy" saat mempertahankan integritas Anda. Anda bisa jadi "public enemy" ketika bertahan memperjuangkan nilai-nilai pribadi Anda.
Namun lepas dari soal hadangan, kendala dan masalah yang bakal dihadapi saat mempertahankan nilai-nilai kita, maka tetap saja kita tak bisa menutup mata atas sisi manfaatnya. Terkait dengan pengejaran kita pada cita-cita, maka penyelarasan tujuan dengan nilai pribadi semoga akan mengantar kita pada kebahagiaan yang didamba. Ketidakmampuan kita menyelaraskan impian dan nilai-nilai prinsipil bisa membuat kita kehilangan makna. Tak sedikit bukan ada orang yang tampaknya sukses (menurut ukuran kita), namun pada kenyataannya mereka hampa dan hidup tak bergairah. Ini bisa terjadi karena apa yang mereka raih tak mewakili dan tak mencerminkan nilai terdalam mereka. Sebaliknya ada individu yang mungkin biasa saja pencapaian sosialnya, namun justru tampak kaya secara emosional.
Sadar, bahwa soal nilai juga menyangkut subjektivitas pribadi, maka saya serahkan kembali pada Anda. Pilihan ada di depan Anda. Anda yang memilih menu mana yang sesuai dengan gambaran masa depan dan hidup yang Anda inginkan.
sumber :Dosen CB, Pak Iwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar